Receiver’s Profile

trisna

Trisna Dewi Paramitha lahir di Denpasar pada tanggal 15 Agustus 1992. Saat ini siswi yang lebih akrab dipanggil Trisna ini tercatat sebagai siswi kelas XI IPA 2 SMAN 4 Denpasar. Trisna merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Iwan Hardyanto dan Ibu Yuliana Dewi dan saat ini bertempat tinggal di Jalan Setiabudi Gang A no 100 Denpasar.

Trisna menjalani kehidupan sehari-harinya dengan sederhana. Sepeda merupakan alat transportasinya menuju sekolah. Hampir setiap hari siswi berkulit putih ini menempuh perjalanan dari Jalan Setiabudi-Jalan Gunung Rinjani dengan mengayuh sepedanya. Hal ini kontras dengan sebagian besar teman-temannya yang menggunakan sepeda motor atau diantar-jemput oleh keluarga maupun kerabat-kerabat mereka. Seorang siswi yang hampir setiap hari menempuh perjalanan sejauh itu dengan mengayuh sepeda. Ya, dapat kita bayangkan besarnya semangat adik kita ini dalam usaha mendapatkan ilmu di sekolah.

Dibandingkan remaja-remaja seusianya, Trisna tergolong siswi cerdas. Nilai-nilai rapornya memuaskan, tidak ada masalah dalam bidang akademiknya. Sementara di bidang non-akademiknya, sejak duduk di bangku SD, Trisna merupakan kartu As yang dimiliki sekolah-sekolahnya dalam keikutsertaan mereka dalam Pekan Olahraga Pelajar (Porjar). Saat masih duduk di bangku SMP, alumni SMPN 2 Denpasar ini menorehkan prestasi Juara 1 Porjar dalam bidang olahraga catur putri tingkat Kotamadya Denpasar dan kemudian menjadi bagian dari kontingen Kotamadya Denpasar dalam Pekan Olahraga Pelajar tingkat propinsi. Atas prestasi yang diraihnya, SMA-SMA favorit di Denpasar tertarik untuk menjadikan Trisna sebagai siswinya, dan SMAN 4 Denpasar yang beruntung menjadi tujuan Trisna berikutnya. Prestasi serupa diraihnya saat duduk di bangku SMA dengan mempersembahkan Juara 2 Porjar bidang catur putri kepada SMAN 4 Denpasar.

Memiliki prestasi di bidang akademis maupun non-akademis ternyata tidaklah cukup meyakinkan Trisna untuk meraih cita-citanya. Saat ditanya apa yang akan dilakukannya saat lulus SMA nanti, Trisna mengemukakan impiannya bahwa di kemudian hari ia akan menjadi salah satu mahasiswa Pendidikan kedokteran Universitas Udayana, tetapi dia mengaku cukup realistis dengan keadaan perekonomian keluarganya saat ini. Menurutnya, pendidikan dan ilmu yang dimilikinya saat ini akan digunakan sebagai bekal memperoleh pekerjaan agar bisa memberi penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang saat ini masih kurang terpenuhi.

Kebutuhan akan pendidikan berkualitas dengan biaya terjangkau merupakan kondisi ideal yang belum tercapai di lingkungan sekitar kita hingga saat ini. Trisna menyadari hal ini dan akan berusaha dengan sebaik-baiknya dalam menempuh jenjang pendidikan setinggi-tingginya. Terkait beasiswa yang diperolehnya, tidak lupa Trisna mengucapkan terimakasih kepada donatur-donatur yang telah menyisihkan sebagian materi dan waktunya sehingga bisa memberikan kesempatan kepadanya untuk merajut cita-cita.

Leave a comment